Umum

Ketua Dekranasda Kab Garut Hj. Diah Kurniasari Pembatik Tulis Garutan Berdayakan Melalui Media Kaos

Mediaanakbangsa.id._Garut.- Hj. Diah Kurniasari yang didampingi Kadis Perindustrian, Perdagangan, Energi dan Sumber Daya Mineral (Disperindag ESDM) Kabupaten Garut, Drs Nia Gania Karyana MSi. di adakan di RM Lumbung Padi, Kelurahan Muara Sanding, Kecamatan Garut Kota, Jum’at 3 Desember 2021.

Menurut Ketua Dewan kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Garut, menyampaikan di hadapan mereka, meskipun batik merupakan komoditas paling terkenal di dunia, namun saat ini produk tersebut kalah bersaing dengan fashion lainnya. Diah berharap, Garut bisa menjadi pelopor batik tulis melalui media kaos.

Lebih lanjut Diah, penggunaan batik di dunia dewasa ini semakin populer, sehingga menjanjikan potensi ekonomi yang sangat besar. Beberapa negara secara serius menjadikan batik sebagai komoditas ekspor.

“Nah, saat ini kita punya ide untuk membuat kaos dari bahan batik garutan untuk ditawarkan ke dinas-dinas dan para tamu yang berkunjung ke Garut,” ungkap Diah disela-sela acara Ramah Tamah dengan Pembatik Tulis Garutan.

Diah Kurniasih, memperkenalkan pada para tamu yang hadir kaos hasil pengrajin batik tulis Garutan. yang suda ada di Distro Mars,Ari Lariba,

Ketua Dekranasda , kedepannya para pengrajin batik garutan yang sudah memiliki desain dan corak khasnya akan bekerjasama dengan pemilik distro untuk mengembangkan batik tulis Garut dengan tujuan merebut pasar-pasar yang selama ini diisi produk luar.”ungkapnya

“Semoga dengan populernya batik di dunia, dengan persaingan global, termasuk gempuran produk impor, merupakan salah satu tantangan yang harus kita hadapi bersama oleh industri batik Garutan.

“Dalam industri batik, jumlah tenaga kerja dengan kualitas dan keterampilan yang tinggi sangat diperlukan. Kebutuhan SDM yang memiliki kemampuan untuk mengembangkan inovasi desain sangat penting,” ungkapnya.

Karena itu, perlu ada upaya-upaya serius untuk mempercepat proses regenerasi seni batik tulis. Ini tentunya harus digalakkan di kalangan generasi muda dengan menumbuhkan minat dan keterampilan di kalangan mereka untuk terjun ke industri batik,” pungkas Diah Kurniasari.

Dekranasda bersama Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi dan Sumber Daya Mineral (Disperindag ESDM) Kabupaten Garut mengundang dan menjamu para pembatik. Sebagai apresiasi pula, Ketua Dekranasda memberikan souvernir kepada para pembatik tulis garutan yang sudah lansia.

Sementara ditempat yang sama, Kurnaesih (72) yang akrab disapa Mak Enong, warga Jalan Mawar, Kelurahan Pakuwon, Kecamatan Garut Kota mengungkapkan, melalui media kaos membatik di kaos memiliki kesulitan tersendiri karena warna dari canting mudah kering.

“Dan proses pewarnaan, biasanya membutuhkan kehati-hatian mereka berani tampil penuh warnah karena sebelumnya sebelumnya sudah memiliki keahlian membatik.

Enong, cara pertama, membuat pola yang akan di batik. Setelah selesai, pola tersebut kemudian di canting. Seluruh pola yang sudah di canting kemudian masuk ke proses pewarnaan. Untuk proses pewarnaan menggunakan alat kuas lukis.

“Membatik pada kaos lebih sulit dari pada kain biasa. Untuk membatik sebuah kaos dibutuhkan waktu 1 hari hingga 5 hari,” tandas Mak Enong.**Tono

New orleans saints. 7 dj rob t. Surviving the storm : how small businesses navigate through covid’s impact.